Saya cenderung melihat bahwa mereka yang terlibat di dalam praktek perencanaan lupa untuk meng-update teori yang mereka miliki atau setidaknya merenung tentang apa yang mereka telah kerjakan. Saya memiliki kesan bahwa dengan memasuki dunia praktek, tidak perlu lagi berhubungan dengan teori maupun metode. Terdapat penyakit yang menghinggapi para praktisi ini, yaitu copy paste dokumen rencana satu ke rencana yang lainnya, padahal terdapat persoalan yang berbeda antara wilayah yang satu dengan yang lainnya. Saya menduga hal ini terjadi karena merasa ranah teori maupun metode bukanlah milik mereka.
Sementara itu, para akademisi perlu berperan dan terlibat dalam tindakan praktis. Mereka dapat menjadi bagian dari perubahan di dalam masyarakat atau turut melakukan proses perencanaan dapat menjadi pilihan. Dalam hal ini, perencana yang termasuk ke dalam kelompok akademisi tidak hanya sekedar berteori melainkan terlibat dalam praktik perencanaan. Dengan demikian, mereka dapat memiliki kepekaan untuk menentukan mana teori maupun metode yang tepat, serta berkontribusi terhadap perkembangan keilmuan mereka pada masa mendatang.
Gede Budi Suprayoga *)
pemilik blog: Tentang Perencanaan Kota:
https://gedebudi.wordpress.com/category/perencanaan-kota/
https://gedebudi.wordpress.com/category/perencanaan-kota/
Tulisan ini adalah sebagai bahan tutorial Mahasiswa Universitas Terbuka. Terbuka bagi pembaca khususnya mahasiswa untuk memberikan kritik dan saran terutama tentang teknik penulisan.
EmoticonEmoticon