Faktor-faktor Perkembangan Kota dalam Lingkup Wilayah #2

suatu kota berkembang sebagai akibat berfungsinya kota dalam melayani atau menyediakan barang-barang/jasa untuk daerah sekitarnya (hinterlands), dan berarti perkembangan kota merupakan fungsi dari keadaan penduduk dan tingkat pendapatan daerah sekitarnya (Sukirno, 1985)
Pertumbuhan dan perkembangan kota dalam suatu wilayah sangat penting, karena  wilayah (negara) yang berkembang tentu memiliki kota-kota yang maju dan berkembang pula dalam menjalankan fungsi kota itu sendiri. 

Tentang perkembangan kota, terdapat beberapa teori yang melandasinya, yaitu:

1. Teori Tempat Pusat (Central Place Theory)


Model Teori Tempat Pusat (Central Place Theory)
Central Place Theory dikemukakan oleh Walter Christaller pada 1933. Teori ini menyatakan bahwa suatu lokasi dapat melayani berbagai kebutuhan  yang terletak pada suatu tempat yang disebutnya sebagai tempat sentral. Tempat sentral tersebut memiliki tingkatan-tingkatan tertentu sesuai kemampuannya melayani kebutuhan wilayah tersebut. Bentuk pelayanan tersebut digambarkan dalam segi enam/heksagonal. 

Menurut teori Tempat Pusat (Central Place Theory) suatu kota berkembang sebagai akibat berfungsinya kota dalam melayani atau menyediakan barang-barang/jasa untuk daerah sekitarnya (hinterlands), dan berarti perkembangan kota merupakan fungsi dari keadaan penduduk dan tingkat pendapatan daerah sekitarnya (Sukirno, 1985 dalam Iwan Kustiwan, ADPU 4433 - Perencanaan Kota, Universitas Terbuka, 2006)

Teori ini dapat berlaku apabila memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. wilayahnya datar dan tidak berbukit
2. tingkat ekonomi dan daya beli penduduk relatif sama
3. penduduk memiliki kesempatan yang sama untuk bergerak ke berbagai arah


Dalam Central Place Theory dikenal adanya 3 (tiga) hirarki pelayanan

1. Herarkri K 3

  • Merupakan pusat pelayanan pasar optimum dimana tempat pusat  tersebut selalu menyediakan kebutuhan barang-barang pasar untuk daerah di sekitarnya (hinterland)
2. Hierarki K 4
  • Merupakan pusat lalu lintas (transportasi) maksimum dimana tempat pusat tersebut menyediakan sarana dan prasarana lalu-lintas yang optimum.
3. Hierarki K 7
  • Merupakan pusat pemerintahan optimum dimana tempat sentral tersebut sebagai tempat pusat layanan jasa pemerintahan.
2. Teori Kutub Pertumbuhan

Growth Pole Theory Model (people.hofstra.edu)
Teori Kutub Pertumbuhan (Growth Poles Theory) disebut juga sebagai teori pusat pertumbuhan (Growth Centres Theory). Teori ini dikemukakan oleh Francois Perroux pada tahun 1955. Dalam teori ini dinyatakan bahwa pembangunan kota atau wilayah di manapun adanya bukanlah merupakan suatu proses yang terjadi secara serentak, tetapi mucul di tempat-tempat tertentu dengna kecepatan dan intensitas yang berbeda-beda. Tempat-tempat atau kawasan yang menjadi pusat pembangunan tersebut dinamakan pusat-pusat atau kutub-kutub pertumbuhan. Dari kutub-kutub tersebut selanjutnya proses pembangunan akan menyebar ke wilayah-wilayah lain di sekitarnya, atau ke pusat-pusat yang lebih rendah. 

Menurut teori ini pertumbuhan ekonomi di tiap daerah tidak terjadi di sembarang tempat melainkan di lokasi tertentu yang disebut kutub pertumbuhan yaitu kota! Sementara itu dalam https://people.hofstra.edu/geotrans/eng/ch2en/conc2en/growthpoles.html, dinyatakan bahwa:
The central idea of the growth poles theory is that economic development, or growth, is not uniform over an entire region, but instead takes place around a specific pole (or cluster). This pole is often characterized by core (key) industries around which linked industries develop, mainly through direct and indirect effects. Core industries can involve a wide variety of sectors such as automotive, aeronautical, agribusiness, electronics, steel, petrochemical, etc. Direct effects imply the core industry purchasing goods and services from its suppliers (upstream linked industries), or providing goods and services to its customers (downstream linked industries). Indirect effects can involve the demand for goods and services by people employed by the core and linked industries supporting the development and expansion of economic activities such as retail.
Pertumbuhan ekonomi tidak terjadi diseluruh ruang wilayah melainkan di suatu titik tertentu (yang disebut sebagai Kutub). Kutub ini sering dicirikan oleh industri inti (kunci) yang keberadaannya saling berhubungan (linked) baik langsung maupun tidak langsung.

Berbeda dengan teori Economic/Urban base, dalam teori tidak ada pemisahan sektor. Teori pusat pertumbuhan didukung oleh alat-alat ukur ekonomi sehingga dapat menjelaskan implikasinya pada perencanaan dan bersifat dinamis. Konsep-konsep dalam teori Kutup Pertumbuhan:
  1. Propulsive Industry (Industri sebagai pemicu perkembangan kota)
  2. Circular and Cumulative Causation, proses yang memungkinkan akumulasi perkembangan
  3. Multiplier Effect, ketimpangan dapat diatasi oleh trickle down process dan spread effect. 
Menurut Teori Kutub Pertumbuhan, Kota pada dasarnya merupakan pusat pertumbuhan (growth pole). Sebagai pusat pertumbuhan kota dapat diartikan dengan dua cara yakni secara fungsional dan geografis.


Secara fungsional, kota sebagai pusat pertumbuhan merupakan lokasi konsentrasi kelompok industri yang karena karakteristik hubungannya memiliki unsur kedinamisan, sehingga mampu merangsang pertumbuhan kehidupan ekonomi baik internal maupun eksternal (hinterland)

Secara geografis, kota merupakan pusat pertumbuhan karena banyak memiliki fasilitas dan kemudahan sehingga menjadi daya tarik (pole of attraction) yang menyebabkan berbagai macam usaha tertarik berlokasi di kota itu, dan masyarakat senang datang memanfaatkan fasilitas yagn ada di kota.

Tidak Semua Kota Generatif Dapat Dikategorikan sebagai Pusat Pertumbuhan

Tidak semua kota generatif dapat dikategorikan sebagai Pusat Pertumbuhan, karena pusat pertumbuhan harus memiliki empat ciri/karakteristik (Tarigan, 2005). 
  1. Adanya hubungan Internal dari Berbagai Macam Kegiatan yang memiliki nilai ekonomi
  2. Adanya Multiflier Effect
  3. Adanya Konsentrasi Geografis
  4. bersifat mendorong daerah hinterland (daerah belakang).

Selamat Datang, Anda menemukan blog ini atas kata kunci pencarian:

Central Place Theori, Teori Tempat Pusat, Walter Christaller, Suatu kota, berkembang sebagai, akibat, berfungsinya, kota, dalam, melayani, atau menyediakan, barang-barang/jasa, untuk daerah, sekitarnya (hinterlands). Growth Pole Theory, Perrox, Pole, of, Attactrion. Hinterland, Iwan Kustiwan, Universitas Terbuka, ADPU 4433, Perencanaan Kota, Modul, Multiflier Effect, Matakuliah Perencanaan Kota

Previous
Next Post »

Tulisan ini adalah sebagai bahan tutorial Mahasiswa Universitas Terbuka. Terbuka bagi pembaca khususnya mahasiswa untuk memberikan kritik dan saran terutama tentang teknik penulisan.

EmoticonEmoticon